Posted by : Unknown Wednesday, November 7, 2012


BAUHAUS
Bauhaus 1919-1933
Bauhaus dimulai dengan pendapat dari seorang utopia: “bangunan masa depan” yang dikombinasikan dengan semua seni dari sebuah kesatuan yang ideal. Itu semua membutuhkan artis dengan pandangan baru selain dari akademi, untuk siapa Bauhaus akan ditawarkan bagi pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan, seorang penemu, Walter Gropius, menemukan cara untuk membangun cara mengajar yang baru dan meyakinkan bahwa dasar dari semua seni ditemukan pada kerajinan tangan: “sekolah akan secara bertahap berubah seperti workshop”. Sesungguhnya, para seniman dan pengrajin ditujukan untuk memiliki kelas bersama dan berproduksi bersama di Bauhaus, Weimar. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan perbedaan antara seni murni dan seni terapan.
Sebuah kenyataan dari peradaban yang penuh teknik, bagaimanapun, menunjukkan bahwa kebutuhan yang sesungguhnya bukan hanya kerajinan tangan. Pada tahun 1923, Bauhaus mengubah programnya, yang menandai masa depannya dengan motto: “seni dan teknologi – sebuah kesatuan baru”. Potensi dari industri digunakan untuk mendapatkan standard desain yang memuaskan, dari segi fungsional, maupun segi estetikanya. Workshop Bauhaus memproduksi prototype untuk produksi massa: dari sebuah lampu sampai menjadi kediaman.
Tentu saja, tuntutan pendidikan dan social hingga susunan kehidupan yang baru dan lingkungannya tidak selalu dapat tercapai. Bauhaus tidak sendirian dalam mencapai keberhasilannya, tetapi namanya menjadi sinonim yang mirip untuk trend tersebut.
Sejarah Bauhaus tidak berupa linear. Perubahan direktur dan pengajar, merupakan masukan dalam jarak dan ruang, dalam kombinasi dengan situasi political dalam eksperimen Bauhaus ditetapkan menjadikannya transformasi yang permanent. Konsekuensinya msih bertahan hingga saat ini.
Peranan Bauhaus Dalam Desain
Menjelang perang dunia pertama, tahun 1914 Henry Van De Velde, tokoh art nouveau yang memimpin sekolah seni kriya Weimar, mengundurkan diri untuk kembali ke negeri asalnya-belgia. Kepergian Van de Velde ini salah satunya disebabkan oleh sikap rasial warga Jerman terhadap warga asing. Namun selama perang dunia pertama sekolah ini ditutup. Perang dunia pada awalnya disambut oleh rakyat Jerman dengan penuh semangat. Mereka berpendapat bahwa dengan perang Jerman dapat membuktikan keunggulan kekuatannya, rakyat Jerman dengan semangat mendaftarkan diri menjadi sukarelawan, termasuk para seniman seperti Otto Dix, Max Beckman dan lain-lain. German werkbund mendukung Jerman terjun dalam perang. Namun pada tahun 1816 dan 1917 keraguan dan sikap anti perang mulai bermunculan. Para seniman dan arsitek menerbitkan manifesto dan petisi anti perang.
Tahun 1917 Walter Gropius juga menyatakan bahwa para intelektual harus melakukan perpindahan atau pergantian font, dari medan pertempuran fisik menuju medan pertempuran budaya. Walter Gropius, seorang arsitek yang pernah bekerja di bawah Peter Behrens, menganggap system Werkbund Jerman ketinggalan jaman sehingga perlu reformasi pendidikan seni rupa. Ketika perang usai Gropius mengirimkan proposal sebuah perombakan pendidikan dan sekolah senirupa yang disetujui oleh pemerintah pada saat itu. Berdirinya Bauhaus adalah ketika Jerman masih mengalami keresahan social-ekonomi akibat perang dunia pertama.
Tahun 1919 Walter Gropius ditunjuk sebagai direktur sekolah yang baru didirikan itu: “Staatliches Bauhaus – Weimar”. Dalam manifesto Bauhaus yang disebarkan ke seluruh Jerman, Gropius menjelaskan tentang tujuan sekolah ini : seniman dan pengrajin bekerja sama untuk menciptakan bangunan masa depan bersama. Diskusi mengenai reformasi pendidikan seni rupa di Jerman sudah berlangsung sejak 1916 melalui berbagai tulisan oleh para arsitek. Di antaranya adalah Bruno Taut yang sangat berpengaruh pada Gropius. Bruno Taut yang pertama mengajak membangun rumah untuk rakyat dan meminta keterlibatan setiap cabang seni dalam arsitektur. Dalam manifesto Gropius menulis: “mari kita bersama-sama menciptakan bangunan masa depan di mana segala sesuatunya menyatu dalam sebuah bentuk. Arsitektur, patung, dan lukisan”
Baru pada tahun 1919 sekolah yang bernama Bauhaus ini dibuka dengan direktur baru Walter Gropius adalah seorang desainer yang pernah menjadi pegawai dan murid Peter Behrens di perusahaan Jerman yang besar, AEG.
Sekolah Bauhaus merupakan gabungan dari: Weimar arts and crafts school, sekolah berorientasi seni terapan dengan akademi seni Weimar. Pada saat Bauhaus berdiri, Jerman baru selesai perang dunia pertama dan masih dalam masa kritis ekonomi social dan budaya. Misi Bauhaus adalah mengajarkan pendidikan arsitektur, seni, desain, dan kriya sebagai sebuah kesatuan bertema teknologi. Industrialisasi adalah sebuah proses yang hanya dapat diterima melalui kemampuan dan ide yang cemerlang. Dalam manifesto Bauhaus tertulis:
“bangunan yang komplit adalah tujuan akhir dari setiap cabang seni rupa. Oleh karenanya senirupa adalah bagian tak terpisah dari sebuah arsitektur yang megah. Saat ini seni hidup dalam isolasi…arsitek, pelukis dan pematung harus mempelajari karakter sebuah bangunan sebagai kesatuan… seniman lebih tinggi dari sekedar orang yang terampil. Ketika di saat-saat tertentu inspirasinya muncul, kesadaran dan pikirannya akan berkembang menjadi sebuah karya seni. Namun bagaimanapun keterampilan tangan tetap penting bagi seniman. Disitulah letak sumber imajinasi kreatifnya.
Bauhaus pada dasarnya dapat dilihat sebagai upaya bangsa Jerman meningkatkan mutu desain di era industri. Upaya ini dimulai bangsa Jerman sejak awal abad 20 dengan berdirinya The Deutsche Werkbund. DDW berusaha meningkatkan mutu estetis dan fungsi dari produksi massa, khususnya untuk produk yang murah harganya. Dalam perkembangan sejarah sekolah Bauhaus dibagi dua periode: Bauhaus periode Weimar (1919-1924) dan Bauhaus periode Dessau ( 1925-1932). Perpindahan sekolah Bauhaus ke Weimar disebabkan tekanan politis dari pemerintah Weimar, yang menganggap Bauhaus dengan prinsip universalisme tidak punya rasa nasionalisme. Secara singkat dapat disebutkan beberapa prinsip yang berlaku dalam pengajaran Bauhaus:
-dipengaruhi seni ekspresionisme
-menggunakan garis bauhutte
-menggabungkan seniman dan kriy;awan
-pendekatan rasionalisme dan desain untuk mesin.
Bauhaus memiliki cita-cita utopia membangun masyarakat spiritual baru. Bengkel kaca patri ( stained glass ), kayu dan metal diajarkan oleh para seniman dan kriyawan, menggunakan metode kerja garis Bauhutte; master (ahli/guru)- journeyman (pengembara) – apprentice (murid magang)
Para desainer yang pernah menjadi direktur Bauhaus:
-Walter Gropius ( memimpin hingga 1928 )
- Johannes Itten
- L. Mies Van der Rohe ( 1886-1969)
Van der Rohe adalah seorang arsitek terkemuka yang menjadi direktur Bauhaus yang terakhir. Van der Rohe terkenal dengan dictum/ungkapannya: “Less is more”
Ide- ide baru diajarkan ketika Paul Klee dan Vassilly Kandinsky mengajar di Bauhaus tahun 1920 dan 1922. Klee menggabungkan seni rupa modern dengan seni primitive dan gambar anak dalam menciptakan dan lukisan yang mempengaruhi komunikasi visual. Menurut Kandinsky warna dan bentuk memiliki nilai-nilai spiritual dan makna tersendiri. Tokoh pengajar lain adalah Johannes Itten. Itten-lah yang pertama kali menerapkan metode kursus dasar pendidikan tinggi desain. Tahun 1923 Itten keluar dari Bauhaus karena terdapat perbedaan pendapat dengan Gropius. Metode yang diajarkan Itten dianggap tidak sesuai dengan prinsip Bauhaus yang lebih menitikberatkan pada rasionalisme dan desain untuk mesin. Bauhaus cenderung pada bahasa rupa dalam desain yang obyektif (prinsip modernisme) dan menolak metode pendekatan yang subyektif dan selera pribadi.
Bauhaus memiliki kesamaan tujuan dengan gerakan de stijl yang didirikan oleh Theo Van Doesberg. Tahun 1921 hingga 1923 Van Doesberg mengajar di Bauhaus. Upaya menghilangkan pemikiran ekspresionisme dalam sekolah Bauhaus dilakukan oleh Van Dousberg. Bila ekspresionisme yang dikembangkan oleh Itten sangat individual dan emosional maka De Stijl yang dikembangkan oleh Van Dousberg sangat rasional dan universal. Pengaruh kuat De Stijl pada pelajar Bauhaus terutama pada desain furniture dan typography.
Setelah Bauhaus dessau ditutup tahun 1932 selama tahun terakhir Bauhaus dipindahkan ke kota Berlin oleh Mies Van der Rohe. Bauhaus ditutup oleh para pendukungnya pada bulan April 1933 akibat tekanan yang semakin kuat – mereka dituduh menganut komunis Bolshevik – dari pemerintahan Nazi Jerman. Desainer yang berimigrasi ke Amerika termasuk didalamnya, Marchel Duchamp, Piet Mondrian, Walter Gropius, Mies van de Rohe, Marcel Breuer, Lazio Moholy-Naggy dan Herbert Bayer – kemudian mencoba mendirikan sekolah Bauhaus di Amerika, namun tidak bertahan lama.
Lazlo Moholy-Nagy terkenal dengan desain yang memanfaatkan tipografi dengan cermat: ” Tipografi adalah alat komunikasi dalam bentuknya yang paling kuat. “kejelasan (clarity) sangat penting.” Legibility (tingkat keterbacaan) juga menjadi perhatian Moholy-Naggy selain juga menciptakan bahasa tipografi yang lentur.
Jan Tschichold (1902-1974) terkenal dengan buku-buku mengenai dasar-dasar desain tipografi yang berjudul:
Elementare typographie, tahun 1925
Die Neue Typographie, tahun 1928
Beberapa pemikirannya mengenai tipografi adalah:
-susunan huruf asimetris
-huruf san serif dengan ukuran dan berat (ketebalan) yang berbeda : kembali pada bentuk dasar alphabet.
-susunan desain vertical/horizontal
pada awal penerbitannya konsep diatas banyak mendapat kritik tajam dari desainer Amerika karena dianggap terlalu dingin dan kaku. William Addison Dwiggins (1880-1956) adalah desainer masa peralihan (menggunakan gaya tradisional Amerika dan gaya modern)
secara singkat dapat disebutkan bahwa jasa Bauhaus terbesar adalah:
1. menciptakan metode pendidikan seni rupa, kriya, desain, dan arsitektur yang terpadu
2. memberi bentuk yang lebih jelas mengenai apa dan bagaimana desain modern ( yang kemudian terkenal dengan “International Style”.
Beberapa karya yang dihasilkan oleh para seniman Bauhaus:
Ikon Bauhaus :
ikon Bauhaus
Stage Bauhaus
Bauhaus Stage
Kurt Schmidt, The man at the switchboard, Set design,
1924, Tempera and silverbronze on paper
Stage Bauhaus
Xanti Schawinsky, Circus, Set design, c. 1924,
Tempera, Indian ink and silberbronze
Fotografi Bauhaus
Bauhaus Fotografi
Lucia Moholy, Bauhaus building Dessau,
Balcony of the studio house, 1926, Vintage print
fotografi
T. Lux Feininger, Sport at the Bauhaus,
c. 1927, Vintage print
Graphic Art
Graphic Art
Paul Klee, The bright side,
Postcard for the Bauhaus exhibition in summer 1923, Color lithograph
Painting
Bauhaus Painting
Vassily Kandinsky, Untitled, 1922, Watercolor and Indian ink pen,
From the guest book of Gottfried Galsto
Bauhaus Painting
Paul Klee, New in October, 1930,
Portofolio for Gropius
Photograph by John Graudenz from the
“Vossischen Zeitung” of 11 May 1924
Portofolio for Gropius
Wassily Kandinsky, Indian ink, watercolor, and gouache
Portofolio for Gropius
Paul Klee, Tempera on primed cardboard
Portofolio for Gropius
László Moholy-Nagy, Pencil, Indian ink, watercolor
Portofolio for Gropius
Georg Muche, Pencil, Indian ink and watercolor
Art
Art
László Moholy-Nagy, Kinetic constructive system,
1922, watercolor, Indian ink, collage
The Light Space Modulator
Light Space ModulatorLight Space Modulator
László Moholy-Nagy, Light-Space Modulator (light requisite for an electrical stage), 1922-1930, Reconstruction 1970, Chrome plated steel, aluminium, glass, plexiglas, wood,
Sculpture
Sculpture
Otto Werner, Architectural sculpture, 1922, Limestone
Sculpture
Josef Hartwig, Chess set, 1924, Cherry wood, natural and black coloration
Arsitektur
Arsitektur
Walter Gropius, Bauhaus Dessau, 1925/26, from the Northwest, photo: Lucia Moholy, 1926
Manifesto
Manifesto
Lyonel Feininger, Cathedral, wood-cut for the Bauhaus Manifesto, 1919
Kursi bergaya Bauhaus
 
 
Para Seniman Bauhaus
Josef Albers, Hinnerk Scheper, Georg Muche, László Moholy-Nagy, Herbert Bayer, Joost Schmidt, Walter Gropius, Marcel Breuer, Vassily Kandinsky, Paul Klee, Lyonel Feininger, Gunta Stölzl and Oskar Schlemmer.
Referensi:
Aditywan S, Arief [1999]. Tinjauan Desain. Jakarta : Universitas Tarumanagara
Curtis, William [1987]. “Walter Gropius, German Expressionism, and the Bauhaus”,Modern Architecture Since 1900, 2nd Ed., Prentice-Hall
Pevsner, Nikolaus [1999] : A Dictionary of Architecture and Landscape Architecture(Paperback), John Fleming, Hugh Honour, 5th (in English), Penguin Books
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/kunst/kunst_plastik.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/index.htm
http://www.bauhaus.de/english/sammlungen/fotoarchiv.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/architektur/architektur_mies.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/architektur/architektur_gropius.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/kunst/kunst_malerei.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/kunst/kunst_mappe_gropius.htm


Leave a Reply

terimakasih atas komentar yang anda berikan

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Life Cycle - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -